Film Dokumenter (Perpisahan) SMA N 3 Pemalang 2015 (reupload)

Video dokumenter yang dulu pernah dicekal, kini diupload ulang silahkan cek

Marhaban Ya Ramadan

Selamad datang bulan penuh rahmat dan ampunan Welcome to inspirajip.tk

HALLO

Welcome to inspirajip.tk

hallo brow and sist, welcome to my blog ya. Tinggalkan jejak dengan komen atau yang lain

Kamis, 20 April 2017

Awal minggu dan awal hari (bagian 2)

Kuterjang jalan aspal yang mulai banyak lubang di kiri kanannya ini. Kadang kusalip beberapa kendaraan lain yang berjalan tenang di awal minggu ini. Sampai di sekolah tepat 5 menit sebelum jam 7. Bapak ibu guru telah menunggu di depan gerbang sekolah. Temanku mencium tangan mereka satu persatu, dan aku hanya melewati mereka sambil menuntun sepeda motor dan berucap "selamat pagi".

Dari parkiran kutempuh jalan kecil menuju UKS. Aku anggota PMR dan hari ini jadwalku menjadi dewa penyelamat. Lebih tepatnya penolong mereka yang tiba-tiba tak kuat meneruskan upacara di awal hari ini dan membantunya menuju UKS. Ini pula alasan kenapa tak perlu hawatir kena ciduk guru Bimbingan Konseling (BP) yang galak-galak itu, meski aku tak memakai kaus kaki.

Di depan UKS ramai hampir tiap senin pagi, begitupun hari ini. Banyak yang berkerumun meskipun mereka bukan anggota PMR. Alasan klasik; pinjam meminjam topi dan dasi. Kami anggota PMR mengenakan topi dan rompi merah yang membuat topi dan dasi osis abu-abu tidak perlu digunakan. Kebetulan topiku tertinggal di rumah karena terlalu semangat mencari kaus kaki tadi pagi. Dasi? Tertinggal di jok motor.

Suara peluit panjang berbunyi dari lapangan upacara. Segera kami berlari sembari membawa tandu berangka besi yang akan sangat banyak membantu tugas kami.

Bersambung...

Senin, 17 April 2017

Awal minggu dan awal hari (bagian 1)

Aku mencari sebelah kaus kakiku. Ibuku sedang sibuk di dapur menyiapkan sarapan untuk  adikku yang baru bangun. Ayahku sedang menyantap sarapan paginya. Adikku Bayu, setengah terbangun melangkahkan kaki kearah meja makan. Sekejap dia duduk dan sepiring nasi goreng buatan ibuku didorong kehadapannya. Adikku yang lain, Bela, sedang bernyanyi di kamar mandi. Lagu pop dengan cengkok melayu. Aliran orisinalnya sendiri.

Kaus kakiku tak kunjung juga kutemukan dan jam sudah melaju tak mau menunggu. Kupakai paksa sepatuku tanpa berkaus kaki hari ini. Lebih baik tak berkaus kaki daripada terlambat datang di lapangan upacara. Kurebut tangan ibuku yang sedang menaruh sendok bumbu ke tempatnya semula, kucium tangannya yang masih berbau bawang merah dan bergegas kearah ayahku, kucium tangannya, kucubit pipi adikku dan dibalas jeritan kecil darinya. Motorku telah kunyalajan dari tadi, agar mesinnya panas. Ku tarik gas motorku perlahan.

Senin, hari paling tak disukai murid manapun kecuali anak tersebut memiliki sindrom aneh yang membuat hal sebaliknya. Hari dimana gravitasi bumi kalah dari gravitasi kasur. Hari dimana topi dan dasi secara gaib menghilang, dan kauskaki tak mau ditemukan manusia. Hari dimana sensor pencari "hal yang tak tepat" milik guru semakin sensitif dan hari dimana banyak anak yang pura pura lemas dan ke uks demi segelas teh manis hangat gratis.

Setengah perjalanan, kulihat temanku duduk sendiri di halte berkeramik bkru, menanti angkutan kota. Kuhentikan motorku tepat didepannya.
"Yuk" ucapku
"Untung lo lewat, kalo nggak..."
"Ceritanya ntar ajah, udah telat nih" ucapku tak sabar.
"Iye iye"

Motor bebek ijoku melanjutkan perjalanannya, dengan beban tambahan

Bersambung...